fisch-0119.gif from 123gifs.eu

Minggu, 19 Desember 2010

MISTERI PIRAMIDA DI GAZA

Selama masa pemerintahan Mesir kuno, para firaun membangun sebuah pusat kebudayaan dan pemerintahan yang kuat di wilayah lembah Nil. Mungkin pencapaian terbesar mereka adalah piramida-piramida raksasa yang dibangun untuk menaungi raja mereka setelah maut menjemput.

Piramida - Latar Belakang
Penduduk Mesir kuno percaya bahwa ketika seorang firaun meninggal, ia akan menjadi Osiris, raja orang-orang mati. Sedangkan firaun yang baru akan menjadi Horus, dewa langit dan pelindung dewa matahari. Siklus ini dilambangkan dengan terbit dan tenggelamnya matahari.

Sebagian dari roh firaun yang meninggal, disebut juga Ka, dipercaya masih tetap berada di tubuh jasmaninya. Karena itu mayat sang firaun harus dijaga dengan baik. Jika mayat itu tidak dirawat dengan baik, firaun itu tidak akan bisa menjalankan tugasnya sebagai raja orang-orang mati. Jika hal ini terjadi, maka siklus tersebut akan putus dan malapetaka akan menimpa Mesir.

Untuk mencegah bencana tersebut, setiap mayat firaun yang meninggal segera dimumikan. Semua hal yang dibutuhkan oleh sang raja sesudah kematiannya disediakan di kuburannya seperti bejana-bejana tanah liat, emas, makanan, perabot dan bahkan boneka-boneka berbentuk pelayan yang disebut Ushabti.

Setelah itu, untuk menjaga dan melindungi mayat firaun, orang Mesir membangun kuburan-kuburan yang megah berbentukpiramida.

Piramida - siapakah yang membangunnya ?
Tidak seperti yang sering kita dengar, piramida tidak dibangun oleh para budak atau orang asing. Hasil penggalian arkeologi menunjukkan bahwa piramida dibangun oleh penduduk asli Mesir dengan pengawasan dari pejabat istana.

Luar biasanya, para penduduk yang membangun piramida juga membangun fasilitas-fasilitas penunjang seperti tempat pemanggangan roti, asrama, pekuburan dan bahkan fasilitas kesehatan. Menurut perkiraan, setiap hari dibutuhkan sekitar 100.000 ikat bawang dan 200.000 potong roti untuk memberi makan para pekerja.

Para buruh yang membangun piramida ini juga bangga dengan pekerjaannya. Mereka sering menyebut diri mereka "Sahabat-sahabat Khufu".

Piramida - Saqqara
Hingga tahun 2008, telah 118 piramida yang ditemukan di Mesir. Piramida tertua yang diketahui adalah piramida yang digunakan untuk kuburan firaun Djoser yang ada di Saqqara dan diperkirakan dibangun pada tahun 2600 SM.

Bangunan luar biasa ini didesain oleh seorang tokoh misterius Mesir bernama Imhotep dan dibuat dengan menumpuk batu sedemikian rupa sehingga membentuk tangga menuju puncak. Ini dibuat agar roh-roh orang yang sudah meninggal dapat naik ke langit dengan melewati tangga-tangga tersebut.

Pencapaian ini begitu luar biasa sehingga Imhotep kemudian dijadikan dewa oleh bangsa Mesir 1.400 tahun setelah kematiannya.

Piramida - Giza

Dari 118 piramida yang telah ditemukan, ada satu yang dianggap sebagai pencapaian terbesar bangsa Mesir, yaitu Piramida Khufu (cheops). Piramida ini adalah satu diantara tiga piramida yang terletak di wilayah Giza. Dua lainnya yang berukuran lebih kecil bernama piramida Khafre dan Piramida Menkaure.


Piramida Khufu mulai menarik perhatian dunia ketika Herodotus, sejarawan Yunani, menyinggungnya dalam tulisan-tulisannya.

Diperkirakan sekitar 20.000 - 30.000 pekerja membangunnya dalam kurun waktu 80 tahun. Piramida ini dibangun sebagai kuburan bagi raja Khufu dari dinasti ke-4 Mesir. Sampai sekarang struktur raksasa yang luar biasa ini belum bisa ditiru oleh teknologi modern.

Piramida Khufu dibuat dengan struktur berupa empat sisi triangular dan dasar segiempat sama sisi. Luasnya meliputi wilayah sekitar 0,5 km2. Tingginya sekitar 148 meter. Namun karena erosi, maka piramida itu kini hanya memiliki tinggi 137 meter yang tediri dari 203 undakan. Panjang masing-masing sisi dasarnya adalah 230 meter. Sudutnya adalah pada 51 derajat, 51 menit dan 14,3 detik. Ia juga memegang rekor sebagai bangunan tertinggi di dunia selama 3.800 tahun.

Jumlah batu yang digunakan untuk membangun piramida ini berjumlah sekitar 2,5 juta blok batu. Masing-masing seberat 2 ton hingga 70 ton dan berat total piramida ini diperkirakan sekitar 6,5 juta ton. Ini membuat piramida ini menjadi struktur bangunan terberat di dunia. Ini juga berarti Arsitek piramida tersebut memiliki pengetahuan mengenai geologi untuk menentukan lokasi pembangunan yang kuat menahan beban seberat itu.

kebanyakan jenis batu yang digunakan untuk membangunnya adalah batu kapur kuning. Namun untuk beberapa interior, ia menggunakan batu granit yang keras. Luar biasanya, batu yang ada di puncak piramida dan di dasar piramida memiliki jenis sama dan diperkirakan berasal dari pertambangan batu yang sama. Batu-batu ini dipotong dengan presisi yang luar biasa sehingga ketika ditumpuk, sekeping kartu atm tidak bisa menembus celahnya.

Piramida Khufu - Karakteristik
Ada hal-hal yang menarik ditemukan di Piramida ini. Pertama, Piramida khufu ternyata memiliki kesejajaran dengan empat arah mata angin pada kompas. Ini artinya empat sisinya menghadap ke arah utara, timur, selatan dan barat. Ketidaksesuaian dengan utara hanya sekitar 1/12 derajat. Yang mengejutkan tentu saja, mereka membuat struktur dengan karakteristik ini tanpa kompas yang pertama kali ditemukan sekitar tahun 1500 Masehi. Ini menunjukkan bahwa para arsitek Mesir telah memiliki pengetahuan memadai mengenai arah angin.

Selain itu, Max Toth dalam bukunya mengenai piramida mengatakan bahwa piramida khufu mewakili hukum-hukum universal yang diekspresikan secara geometri. Hal ini kelihatannya sukar untuk disangkal. Contohnya adalah pada karakteristik-karakteristik ini :

Perimeter Piramida, yaitu jarak antara empat sisi di dasarnya ternyata memiliki korelasi dengan lingkaran bumi.

Jumlah hari dalam 100 tahun adalah 36.524 hari. Ini sesuai dengan total inci pada perimeter Piramida.

Rasio antara tinggi piramida dengan perimeter dasarnya adalah persis 3,14 atau kita kenal juga dengan sebutan Phi.

Selain karakteristik geometri, karakteristik yang luar biasa lainnya adalah Temperatur didalam Piramida yang berada pada kondisi tetap, yaitu 68 derajat fahrenheit, sama persis dengan temperatur internal bumi.

Piramida - Pandangan Alternatif
Hingga kini, secara umum, piramida diketahui sebagai kuburan para raja. Namun bagi beberapa orang, fungsinya lebih daripada itu. Salah satu hipotesis alternatif yang paling terkenal adalah teori Erich Von Daniken. Dalam bukunya "Chariots of the Gods" ia mengatakan bahwa piramida dibangun oleh alien yang berasal dari planet lain dengan teknologi maju. Ia mendasarkan teorinya pada struktur piramida yang memiliki teknologi tinggi, terlalu tinggi untuk zaman itu. Hipotesis ini diterjemahkan keadalam banyak film seperti Stargate dan Transformer 2.

Bagi yang lain, mungkin bukan alien yang membangun piramida, namun mereka percaya bahwa piramida memiliki kekuatan mistis. Kelompok-kelompok seperti Rosicrucian, Freemasonry, Kabbalah dan lainnya telah menggunakan piramida sebagai simbol ritual mereka. Contohnya bisa dilihat pada uang kertas 1 dolar dan lambang Amerika serikat yang konon didesain oleh para anggota freemasonry.

Kelompok-kelompok ini juga percaya bahwa lorong-lorong didalam piramida melambangkan tabel waktu, dan persimpangan dari lorong-lorong itu melambangkan sebuah peristiwa besar yang akan terjadi di dunia.

Teori lain yang terkenal adalah teori Orion yang dikemukakan oleh Robert Baucal dan Adrian Gilbert. Menurut mereka, tiga piramida yang terletak di Giza adalah representasi dari tiga bintang di Orion Nebula (Ini juga disinggung di film Transformer 2). Menurut teori ini, orang Mesir adalah keturunan langsung dari alien yang mengunjungi bumi dan para alien itu menyimpan sebagian pengetahuan mereka ke dalam struktur piramida.


Piramida - Kesimpulan

Piramida, hingga sekarang masih tetap menjadi salah satu bangunan yang paling misterius di dunia. Beberapa waktu yang lalu, peralatan astronomi dan wahana penjelajah milik NASA telah diterjunkan untuk memeriksa seluruh bangunan piramida khufu. Namun anehnya, NASA menolak mempublikasikan hasil penyelidikan terhadap ruang bawah tanah di dalam Piramida.

Hal ini telah memicu berbagai teori di kalangan penganut teori konspirasi, apalagi ditambah dengan sikap keras pemerintah Mesir yang selalu menolak untuk memberikan ijin terhadap eksplorasi.

Mungkin misteri piramida tidak bisa terjawab hari ini. Namun apabila anda berkesempatan mengunjungi bangunan luar biasa itu, ingatlah bawah ribuan tahun yang lalu, sekelompok bangsa telah membuat sebuah pencapaian yang tidak bisa kita tiru. Jika demikian halnya, apakah kita masih bisa menyebut bangsa kuno sebagai bangsa yang primitif ?

Jumat, 17 Desember 2010

ASTRONOM-ASTRONOM MUSLIM

1. AL-FARGHANI 
Nama lengkapnya Abu'l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Ia lahir di Farghana, sebuah kota di tepi sungai Sardania, Uzbekistan. Para ilmuwan Barat pada abad pertengahan memanggilnya dengan sebutan Al-Fraganus.

Al-Farghana hidup pada masa pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun pada abad ke-9 Masehi. Pada masa itu, pemerintah memang memberikan dukungan bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kajian astronomi. Bahkan Khalifah membangun sebuah lembaga kajian yang disebut Akademi Al-Ma'mun. Al-Farghani merupakan salah satu ilmuwan yang direkrut untuk bergabung dalam akademi tersebut.

Di akademi itu, Al-Farghani melakukan eksperimen untuk menentukan diameter bumi. Ia menjabarkan pula jarak dan diameter planet-planet lainnya. Astronom ini juga memperkenalkan istilah-istilah dari bahasa Arab asli seperti azimuth, zenith, nadir, dan sebagainya.

Al-Farghani menulis dua karya yang masyhur. Salah satunya adalah Fi al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum. Buku tersebut mengupas gerakan celestial dan kajian atas bintang. Naskah asli berbahasa Arab kedua buku itu sampai saat ini masih tersimpan di Paris (Prancis) dan Berlin (Jerman).

Pada abad ke-12 M, karya Al-Farghani telah diterjemahkan dengan judul The Elements of Astronomy. Terjemahan ini telah memberi pengaruh besar bagi perkembangan astronomi di Eropa sebelum masa Regiomontanus.

2.  IBNU RUSTA 
Nama lengkapnya Abu Ali Ahmad bin Umar bin Rusta. Ia seorang astronom yang teorinya selalu berlandaskan pada Al-Qur`an.

Bukunya yang terkenal adalah Al-A'lak an-Nafisah yang ditulis antara tahun 903 hingga 913 M. Buku ini diperbaharui oleh De Goeje (Leiden) tahun 1892 M.

Buku karya Ibnu Rusta tersebut menjelaskan berbagai macam disiplin ilmu, di antaranya matematika, geografi, dan sejarah. Bab-bab awal berisi sfera-sfera langit, tanda-tanda zodiak, planet-planet, posisi planet bumi di alam semesta, serta bentuk, ukuran, dan sferisitasnya.

Ibnu Rusta berusaha membedakan secara sistematis antara geografis matematis dan geografis astronomis. Ia bahkan berusaha membahas secara ringkas sumber-sumber ilmu pengetahuan, berbagai macam tinjauan, serta teori-teori astronomi Arab, Yunani, dan India. Pandangan-pandangan para astronom tentang rotasi termasuk pula di dalamnya.

Dalam buku tersebut, setelah kata pengantar, Ibnu Rusta menambahkan deskripsi kota Mekah dan Madinah. Ilmuwan ini banyak mengutip ayat-ayat Al-Qur`an untuk memperkuat pandangan-pandangan ilmiahnya.



3 IBNU IRAQ
Bernama lengkap Abu Nasr Mansur bin Ali Ibnu Iraq. Ia dikenal sebagai astronom dan ahli matematika terkemuka sekitar tahun 1000 M. Riwayat hidupnya ditulis dalam kitab Al-Amir dan Mawla Amir al-Mu'minin.

Ada kurang lebih 15 naskah tentang matematika dan astronomi yang ditulis olehnya. Ia dipuji para ilmuwan karena metode temuannya dalam menentukan titik apooge, yaitu titik terjauh dari bumi saat beredar mengelilingi matahari, yang selalu berubah-ubah pada ekliptika (orbit dimana matahari kelihatan bergerak).



4 JABIL BIN AFLAH 




Nama Jabir bin Aflah sering dikacaukan dengan tokoh Jabir Ibnu Hayyan, seorang ahli kimia abad ke 8 M. Keduanya memiliki nama Latin yang sama, yaitu Geber. Padahal Jabir Aflah atau Muhammad Jabir bin Aflah adalah astronom pada abad pertengahan. Dia berasal dari Serville.

Jabir bin Aflah adalah astronom Muslim pertama di Eropa yang membangun observatorium Giralda. Observatorium ini terletak di kota kelahirannya, Serville.

Adapun karya astronominya antara lain buku berjudul The Book of Astronomy. Salinan buku ini sampai sekarang masih tersimpan di Berlin.

Dalam buku tersebut, Jabir dengan tajam mengkritik beberapa pandangan dan pikiran astronom Ptolemaneus, terutama pendapat yang menegaskan bahwa planet-planet yang paling dekat dengan matahari--merkurius dan venus--tidak mempunyai nilai parallax, yaitu perubahan kedudukan suatu benda karena perpindahan tempat pengamatan. Jabir sendiri memberi nilai parallax sekitar 3 derajat untuk matahari. Juga menyatakan bahwa planet-planet lebih dekat dengan bumi daripada dengan matahari. buku karya Jabir ini menjelaskan TRIGONOMETRI secara khusus dalam satu bab .



5 AL-BITRIJI
Ia adalah astronom Arab-Spanyol. Teori astronominya yang sangat kesohor hingga saat ini adalah gerak spiral. Teori ini menjadi sumber paham Aristotelianisme yang diprakarsai oleh Ibnu Bajjah, gurunya, serta astronom Jabir bin Aflah.

Teori gerak spiral dihasilkan dari formulasi simplicus (abad ke-6 H). Menurut teori ini, sfera-sfera langit berputar di sekeliling sumbu-sumbu yang berbeda sehingga akan menghasilkan pergerakan berbentuk spiral. Teori ini secara panjang lebar dijelaskan dalam buku berjudul Fil al-Haya.



6 IBNU SAFAR


Ibnu Saffar adalah ahli matematika dan astronomi berkebangsaan Spanyol. Ia telah menulis sejumlah tabel astronomis dengan metode Sindhid. Karya tersebut tidak kalah mutunya dibanding risalah lain yang dikarangnya tentang penggunaan astrolabe.

Sayang, beberapa bagian dari tabel astronomis yang ditulis dalam bahasa Arab hanya sedikit yang bertahan dalam bahasa aslinya. Sedang buku yang menceritakan tentang penggunaan astrolabe telah diedit oleh astronom JM Millas Vallicrosa. Naskahnya telah ditulis dalam dua versi bahasa Latin.

Astrolabe adalah nama beberapa peralatan astronomi yang biasa digunakan untuk tujuan-tujuan teoritis dan praktis. Misalnya alat peraga dan alat penentu waktu yang tepat secara grafis setiap hari.



7 AL-KHAWARIZMI Nama lengkapnya Abu Abdullah Mohammad Ibnu Musa Al-Khwarizmi. Ia lahir pada tahun 770 M di Khwarizm (Kheva), sebuah kota di selatan sungai Oxus (sekarang Uzbekistan) dan meninggal pada tahun 847 M.

Ia ilmuwan pertama yang berhasil membuat kriteria visibilitas hilalyang digunakan untuk menentukan masuknya bulan Ramadhan. Kriteria ini kemudian disempurnakan oleh ilmuwan Muslim generasi berikutnya bernama Maslama ibn Ahmad al-Majriti. Sedang Ibn Ishaq al-Tunisi (dari Tunisia), juga astronom Muslim, berhasil pula menemukan kriteria visibilitas hilal yang tak jauh berbeda dengan pendapat Al-Khwarizmi pada awal abad ke-13.

Al-Khwarizmi juga dikenal sebagai ilmuwan pertama yang memperkenalkan konsep algoritma dalam matematika, yaitu metoda berpikir sistematis yang banyak digunakan dalam bidang ilmu komputer. Nama Al-Khawarizmi dikenal di Eropa dengan sebutan Algorizm, cikal bakal nama algoritma. [

AL-FARGHANI
AL-KHAWARIZMI
AL-BITRUJI
JABIR BIN AFLAH 















Kamis, 16 Desember 2010

ASAL USUL ''EUREKA'' DARI ARCHIMEDES

Kisah tentang Archimedes yang banyak diceritakan oleh orang adalah kisah saat Archimedes menemukan cara dan rumus untuk menghitung volume benda yang tidak mempunyai bentuk baku.
Menurut kisah tersebut, sebuah mahkota untuk raja Hiero II telah dibuat dan raja memerintahkan Archimedes untuk memeriksa apakah mahkota tersebut benar-benar terbuat dari emas murni ataukah mengandung tambahan perak. Karena Raja Hiero II tidak mempercayai pembuat mahkota tersebut.
Saat Archimedes berendam dalam bak mandinya, dia melihat bahwa air dalam bak mandinya tertumpah keluar sebanding dengan besar tubuhnya. Archimedes menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menghitung volume dan isi dari mahkota tersebut. Dengan membagi berat mahkota dengan volume air yang dipindahkan, kerapatan dan berat jenis dari mahkota bisa diperoleh.
Berat Jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun logam dengan berat jenis yang lebih rendah. Karena terlalu gembira dengan penemuannya ini, Archimedes melompat keluar dari bak mandinya, lupa berpakaian terlebih dahulu, berlari keluar ke jalan dan berteriak "EUREKA!" atau '"Saya menemukannya".Mari kita melihat siapakah Archimedes dan alat-alat apa yang ia temukan untuk mempermudah hidup manusia. Archimedes (287-212 SM) adalah ahli matematika dan fisika ternama sepanjang masa. Ia dilahirkan di Syracuse ( sekarang Sisilia), Italia. Archimedes merupakan keponakan raja Hiero II yang memerintah di Sisilia waktu itu. Pamannya ini sering meminta tolong kepada Archimedes karena ia tahu keponakannya sangat pandai. Lewat tugas-tugas yang diberikan raja Hiero, Archimedes banyak mendapat penemuan baru.
Air dipindahkan keatas melalui sebuah ulir pada sebuah Archimedes Screw
Air dipindahkan keatas melalui sebuah ulir pada sebuah Archimedes Screw
Ia terkenal dengan teorinya tentang hubungan antara permukaan dan volume dari sebuah bola terhadap silinder, rumus hidrostatik dan peralatan untuk menaikkan air - 'Archimedes Screw'. Raja Hiero II kala itu terikat perjanjian dengan bangsa Romawi. Syracuse harus mengirimkan gandum dalam jumlah yang besar pada bangsa Romawi, agar mereka tidak diserang. Hingga pada suatu ketika Hiero II tidak mampu lagi mengirim gandum dalam jumlah yang ditentukan. Karena itu Archimedes ditugaskan merancang 
Pada masa itu, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar. Untuk dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang menggenangi dek kapal. Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang harus dipindahkanpun amat banyak. Karena itu Archimedes menciptakan sebuah alat yang disebut "Sekrup Archimedes". Dengan ini air dapat dengan mudah disedot dari dek kapal.
Sistim Katrol yang diciptakan Archimedes, Compound Pulley
Sistim Katrol yang diciptakan Archimedes, Compound Pulley
Ukuran kapal yang besar ini juga menimbulkan masalah lain. Massa kapal yang berat, menyebabkan ia sulit untuk dipindahkan. Untuk mengatasi hal ini, Archimedes kembali menciptkan sistem katrol yang disebut "Compound Pulley". Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta awak kapal dan muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Sistim katrol ini sampai sekarangpun masih diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya katrol sumur, katrol yang digunakan oleh tukang bangunan, dll. 
Kapal ini kemudian diberi nama Syracusia, dan menjadi kapal paling fenomenal pada zaman itu.
Archimedes mendesain sejumlah alat pertahanan untuk mencegah pasukan Romawi di bawah pimpinan Marcus Claudius Marcellus, merebut tanah kelahirannya, Syracuse dan menyerang raja Hiero II. Saat armada Romawi yang terdiri dari 120 kapal mulai tampak di seberang lautan, Archimedes berfikir keras untuk mencegah dan menggangu tentara musuh merapat di pantai Syracuse.
Archimedes menggunakan cermin untuk menyilaukan musuh
Archimedes menggunakan cermin untuk menyilaukan musuh
Archimedes kemudian mencoba membakar kapal-kapal Romawi ini dengan menggunakan sejumlah cermin yang disusun dari perisai-perisai prajurit Syracuse. Archimedes berencana untuk membakar kapal-kapal musuh dengan memusatkan sinar matahari. Namun rencana ini tampaknya kurang berhasil. Hal ini disebabkan untuk memperoleh jumlah panas yang cukup untuk membakar sebuah kapal, kapal tersebut haruslah diam. Walaupun hasilnya kurang memuaskan, dengan alat ini Archimedes berhasil menyilaukan pasukan Romawi hingga mereka kesulitan untuk memanah. Panas yang ditimbulkan dengan alat ini juga berhasil membuat musuh kegerahan, hingga mereka lelah sebelum berhadapan dengan pasukan Syrcuse.
Cakar Archimedes, untuk menenggelamkan kapal musuh
Cakar Archimedes, untuk menenggelamkan kapal musuh
Saat musuh mulai mengepung pantai Syracuse, Archimedes kembali mengeluarkan alat andalannya.  yang disebut "Cakar Archimedes". Tujuannya kali ini adalah mencari cara untuk menenggelamkan kapal-kapal Romawi ini. Alat ini bentuknya mirip derek pada masa kini. Setelah alat ini secara diam-diam dikaitkan ke badan kapal musuh, derek ini kemudian ditarik. Akibanya kapal musuh akan oleng, atau bahkan robek dan tenggelam.
Panjang dan lebar benda kotak atau persegi mudah diukur dengan penggaris, namun siapa yang berhasil menghitung ukuran bola? Perhitungan dari Archimedes yang akurat tentang lengkungan bola diajdikan konstanta matematika untuk Pi atau Ï€ .
Walaupun pengungkit atau ungkitan telah ditemukan jauh sebelum Archimedes lahir, Archimedes yang mengembangkan teori untuk menghitung beban yang dibutuhkan untuk pengungkit tersebut.dan membuat kapal jenis baru untuk memperkuat angkatan laut raja Hiero II.Buku-buku yang ditulis oleh Archimedes dan berisikan rumus-rumus matematika masih dapat ditemukan sekarang, antara lain On the Equilibrium of Planes, On the Measurement of a Circle, On Spirals, On the Sphere and the Cylinder dan lain sebagainya. Teori-teori matematika yang dibuat oleh Archimedes tidak berarti banyak untuk perkembangan ilmu pengetahuan saat Archimedes meninggal. Tetapi setelah karyanya di terjemahkan ke dalam bahasa Arab pada abad 8 dan 9 (kurang lebih 1000 tahun setelah Archimedes meninggal), beberapa ahli matematika dan pemikir Islam mengembangkan teori-teori matematikanya. Tetapi yang paling berpengaruh terhadap perkembangan dan perluasan teori matematika tersebut adalah pada abad 16 dan 17, dimana pada abad itu, mesin cetak telah ditemukan. Banyak ahli matematika yang menjadikan buku karya Archimedes sebagai pegangan mereka, dan beberapa ahli matematika tersebut adalah Johannes Kepler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1642).

M

SEJARAH AL-Farghani

Apakah anda tahu tentang El-Farghani . El-Farghani adalah seorang Astronomi merupakan ilmu yang telah lama menjadi objek kajian umat Islam. Melalui kajian ilmu ini umat Islam mampu mengurai misteri benda-benda langit dan memberikan sumbangan berharga di dalamnya. Tak heran pula jika banyak astronom Muslim dan menyumbangkan pemikirannya dalam karya yang dibukukukan.

Sebagian besar karya mereka pun menjadi rujukan. Tak hanya oleh ilmuwan semasanya yang juga Muslim namun juga oleh ilmuwan non-Muslim. Buku karya mereka telah melintasi batas wilayah. Karya mereka tak hanya dirujuk di negeri asalnya namun juga bangsa-bangsa lainnya, semisal di Eropa.
Salah satu astronom Muslim yang berhasil menorehkan prestasi gemilang itu adalah Abu'l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani. Pria yang karib disapa Al-Farghani ini lahir di Farghana. Ia adalah salah satu astronom yang hidup pada masa pemerintahan khalifah Al-Mamun pada abad kesembilan dan pewaris pemerintahan selanjutnya.
Pada masa itu pemerintah memang memberikan dukungan bagi berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk kajian astronomi. Bahkan khalifah membangun sebuah lembaga kajian yang sering disebut sebagai Akademi Al-Mamun. Al-Farghani merupakan salah satu ilmuwan yang direkrut untuk bergabung di dalam akademi tersebut.
Al-Farghani bersama astronom lainnya telah menggunakan peralatan kerja yang canggih pada masanya. Mereka mampu memanfaatkan fasilitas yang ada, hingga mampu menghitung ukuran bumi, meneropong bintang-bintang dan menerbitkan berbagai laporan ilmiah.
Dan kemudian Al-Farghani pun mampun menuliskan sebuah karya astronomi yang di kemudian hari menjadi rujukan banyak orang. Ia menuliskan Kitab fi al-Harakat al-Samawiya wa Jawami Ilm al-Nujum yang dalam dialihbahasakan menjadi The Elements of Astronomy. Buku ini isinya mengenai gerakan celestial dan kajian atas bintang.
Pada abad kedua belas buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan memberikan pengaruh besar bagi perkembangan astronomi di Eropa sebelum masa Regiomontanus. Al-Farghani memang mengadopsi teori-teori Ptolemaeus namun kemudian ia kembangkan lebih lanjut. Hingga akhirnya ia mampu membentuk teorinya sendiri.
Selain itu ia pun kemudian berhasil menentukan besarnya diameter bumi yang mencapai 6.500 mil. Al-Farggani menjabarkan pula jarak dan diameter planet lainnya. Ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa. Tak heran jika buku karya Al-Farghani tersebut mendapatkan respons yang positif tak hanya oleh kalangan Muslim juga ilmuwan non-Muslim.
Terkenalnya karya Al-Farghani ini disebabkan adanya upaya penerjamahan atas karyanya tersebut. Dua terjemahan The Elements of Astronomy dalam bahasa latin ditulis pada abad kedua belas. Salah satunya ditulis oleh John Seville pada 1135 yang kemudian direvisi oleh Regiomontanus pada 1460-an.
Sedangkan terjemahan lainnya ditulis oleh Gerard Cremona sebelum 1175. Karya selanjutnya disusun oleh Dante yang dilengkapi oleh pemahaman dirinya mengenai astronomi dan ia masukan dalam karyanya, La Vita Nuova. Seorang ilmuwan Yahudi, Jacob Anatoli menerjemahkannya pula ke dalam bahasa Yahudi.
Ini menjadi versi latin ketiga yang dibuat pada 1590. Dan pada 1669 Jacob Golius menerbitkan teks latin yang baru. Bersamaan dengan karya-karya tersebut, banyak ringkasan karya Al-Farghani yang beredar di kalangan saintis dan ini memberikan kontribusi bagi perkembangan pemikiran Al-Farghani di Eropa.
Kelak kemudian hari, The Elements of Astronomy diakui memang sebagai sebuah karya yang sangat berpengaruh. Seorang ilmuwan yang bernama Abd al-Aziz al-Qabisi memberikan komentar atas karya Al-Farghani tersebut, yang kemudian komentar Abd al-Aziz ini tersimpan di Istanbul sebagai manuskrip yang sangat berharga.
Manuskrip lainnya juga banyak bertebaran di berbagi perpustakaan yang ada di Eropa. Ini membuktikan pula bahwa pemikiran Al-Farghani menjadi acuan dalam perkembangan astronomi di Eropa. Aktivitas Al-Farghani tak melulu di bidang astronomi namun ia pun melebarkan aktivitasnya di bidang teknik.
Ini terbukti jika kita mengutip ucapan seorang ilmuwan yang bernama Ibn Tughri Birdi. Ia menyatakan, Al-Farghani pernah ikut dalam melakukan pengawasan pembangunan Great Nilometer, merupakan alat pengukur air, di Fustat atau Kairo Lama.
Bangunan tersebut rampung pada 861 bersamaan dengan meninggalnya Kalifah Al-Mutawwakil yang memerintahkan adanya pembangunan Nilometer tersebut. Tughri menyatakan bahwa semula Al-Farghani memang tak dilibatkan. Namun ia akhirnya terlibat juga karena harus melanjutkan tugas yang dibebankan kepada putra khalifah yaitu Musa Ibn Shakir, Muhamad dan Ahmad.
Ia harus melakukan pengawasan atas penggalian kanal yang dinamakan Kanal Al-Ja'fari di kota baru Al-Ja'fariyya, yang letaknya berdekatakan dengan Samaran di daerah Tigris. Al-Farghani saat itu memerintahkan penggalian kanal dengan membuat hulu kanal digali lebih dalam dibandingkan bagian lainnya.
Maka tak ada air yang cukup mengalir pada kanal tersebut kecuali pada saat permukaan air Sungai Tigris sedang pasang. Kebijakan Al-Farghani ini kemudian didengar oleh sang khalifah dan membuatnya marah. Namun hitungan Al-Farghani kemudian dibenarkan oleh seorang pakar teknik lainnya yang berpengaruh pula, yaitu Sind Ibn Ali.
Sind membenarkan perhitungan yang dilakukan oleh Al-Farghani. Paling tidak ini membuat khalifah menerima kebijakan tersebut. Dalam bidang teknik, Al-Farghani juga menelurkan karya dalam bentuk buku yaitu Kitab al-Fusul, Ikhtiyar al-Majisti, dan Kitab 'Amal al-Rukhamat.